Tidak ada manusia bodoh

   Pagi ini matahari menyambut pribumi dengan hangatnya. Langit biru seakan ikut mengucapkan selamat pagi pada manusia. Dan semilir angin kecil ikut menambah kesempurnaan pagi itu.

  Tapi,tidak bagiku. Pagiku terasa sama seperti pagi- pagi sebelumnya. Gelap, dan hampa. Kalau kau tau, aku sungguh benci dengan pagi hari, Aku lebih menyukai malam yang sunyi. Pagi hari menuntunku untuk selalu berkomunikasi dengan orang banyak, aku benci itu.

" hai anak kuper(kurang pergaulan)" sapa tania. Dia adalah kakak perempuanku satu-satunya. Aku terlahir dari 3 bersaudara, dan aku harus menikmati takdir sebagai anak bungsu yang selalu dibanding- bandingkan dengan kedua kakakku. Mungkin sudah menjadi santapan umum kalau anak pertama dan kedua menjadi lebih istimewa.

" gimana hasil ujian matematika kamu dir?" Tanya ayah padaku. Aku bingung, harus menjawab apa. Tak ku gubris pertanyaan ayah, aku tetap melanjutkan sarapan pagi ku.  "Lo, ga denger kalo ayah ngomong" tania menyenggol lenganku. Aku berpura-pura terkejut. Dengan cara itulah aku bisa berkamuflase untuk tidak langsung menjawab pertanyaan ayah.

 " Gimana hasil ujian matematika kamu?" Tanya ayah sekali lagi. "Emmmm..." Aku ragu untuk menjawabnya. " Aku gagal yah. Hasil ujian matematika ku buruk. Dan nilaiku paling buruk dikelas" aku coba mengatakan itu perlahan-lahan.

" Apa?? Kamu itu emang ga pernah berubah ya?! Ayah itu udah biayain sekolah kamu. Les sana sini supaya kamu bisa seperti kedua kakak mu yang pintar dan sukses." Ayah mulai terlihat marah setelah mendengar perkataanku tadi.

 " Tapi kan bukan aku yang minta yah" aku berontak. " oh.. Kamu udah berani ngebantah orang tua ya? Kamu itu harusnya sadar dan pengertian. Ayah dan ibu bekerja untuk sekolahmu dan kakak-kakakmu. Tapi apa balasan kamu? Bahkan nilai bagus pun tidak bisa kamu berikan untuk kami. Kamu emang berbeda dari kakak-kakakmu." Ayah mengatakan hal itu.

   Aku hanya bisa memejamkan mata sambil meneteskan air mata. " andira emang bukan seperti kak rian yang selalu mendapat peringkat 1 dikelasnya dan lulus di kedokteran UI. Aku juga bukan seperti kak tania yang selalu di istimewakan di sekolahnya, anak berprestasi, cantik, dan akan diajukan untuk beasiswa di inggris. 
Ya, bener. Aku bukan seperti mereka semua. Aku bukan layaknya anak yang ayah dan ibu harapkan. Aku bodoh, aku gagal. Tapi bukan karena aku gagal di matematika, lantas kalian tidak menghargai prestasiku dalam bidang karya seni. Apa kalian pernah menonton dan memberi ucapan selamat kepadaku setelah aku memenangkan pertandingan piano? Kalian terlalu egois dalam menentukan hidupku". Kesabaranku sudah habis. Aku mengungkapkan hal yang tak pernah ku rencanakan sebelumnya. Aku marah pada mereka, aku kesal pada mereka.


  Kejadian diatas pasti selalu melekat pada kehidupan kita sehari-hari. Dibanding- bandingkan dengan orang lain.

Kamu pernah merasakannya?

Diremehin, dikucilkan, direndahkan, diabaikan. Hal itu sering terjadi pada kita. Tidak bisa melakukan hal yang umumnya bisa dilakukan oleh orang lain, langsung di cap sebagai anak yang 'bodoh'. Sebegitu mudahnya mereka memberikan label itu kepada manusia lainnya. Tuhan memberikan kemampuan kepada manusia itu berbeda-beda.

Pada dasarnya otak manusia memang diciptakan sama. Besar dan kapasitasnya semua sama. Namun ada hal yang berbeda dari manusia satu dengan lainnya. Ini yang kita sebut " potensi diri". Tidak semua orang memiliki potensi yang sama. Kamu tidak bisa melakukan yang dia lakukan, tidak berarti kamu aneh, bodoh, bahkan idiot.

   Ini soal kemampuan masing-masing orang. Tapi, dengan catatan kamu juga berusaha akan hal itu. Ga tiba-tiba langsung mengatakan " aku ga bisa, ini bukan potensi ku". Bukan, bukan seperti itu maksudku. Kamu tetap harus berusaha yang terbaik untuk melakukan itu. Tapi, jika pada akhirnya kamu gagal, jgn pernah mengatakan bahwasannya kamu 'bodoh'. Ada hal lain yang kamu bisa unggul didalamnya.

Buat kalian, yang sering menjadi sasaran empuk perkataan orang tentang ketidakmampuan kita, kalian ga usah khawatir. Hinaan dan hujatan tak melulu harus dibalas dengan hal itu juga. Balas mereka dengan pembuktian keberhasilanmu. Cara itu lebih elegan untuk membungkam mulut mereka.

Dan buat kamu, yang sering mengatakan kepada orang lain karna mereka tidak mampu melakukan apa yang kamu lakukan. Ingat, kamu juga manusia biasa. Yang tidak semua hal bisa kamu lakukan atau kerjakan. Berhenti dalam menghakimi kemampuan seseorang. Karna bisa saja, sewaktu-waktu kamu yang menjadi bahan cemoohan orang lain. Karna apa yang kamu tanam, itulah yang akan kamu tuai.

Tidak ada manusia yang bodoh, mereka unggul di bidang mereka masing-masing. Berhenti untuk menghina ciptaan tuhan.

Jangan sungkan untuk berkisah, ini bukan hanya kisahku. Ini kisah kita.

Comments

Post a Comment

Popular Posts